Selamat Datang di Blog "Adventuring To Lampung - Lampung Surganya Pantai Indah"
Bookmark and Share

Kamis, 30 Desember 2010

Pendakian Gunung Raja Basa Bersama Esapala Smansa Bandar Lampung

Akhirnya setelah sekian lama vakum dari dunia maya, hari ini saya ingin berbagi pengalaman mendaki Gunung Raja Basa yang saya lakukan pada akhir bulan November lalu. Seperti biasa, kami yang tergabung dalam Kelompok Pecinta Alam SMA Negeri 1 Bandar Lampung atau lebih dikenal Esapala mengadakan pendakian rutin yang dilakukan sebagai pengenalan awal kepada calon anggota baru. Kebetulan saya sebagai salah satu alumni Esapala, diundang oleh pengurus untuk turut serta dalam pendakian Gunung Raja Basa. Kegiatan pendakian ini pun sangat baik dilakukan, terlebih sebagai pengenalan alam bagi generasi muda saat ini yang mulai melupakan akan pentingnya menjaga dan melestarikan alam lingkungan hidup. 

Sebagai salah satu Gunung yang berada di Provinsi Lampung, Gunung Raja Basa wajib untuk didaki bagi para pecinta alam. Jalur yang dilalui untuk kepuncak cukup banyak menguras tenaga, karena cukup terjal dan curam. dibutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi plus fisik yang prima untuk mencapai puncak Raja Basa. Untuk mencapai puncak Raja Basa, perjalanan dimulai saat kita sampai di Way Belerang, salah satu kawasan wisata pemandian air panas (Hot Spring), dari Way Belerang kita memulai perjalanan ketempat peristirahatan pertama atau sering disebut shelter. Melepas lelah sesaat dishelter, kita lanjutkan perjalanan menuju puncak. Setelah melewati kebun warga, kemudian hutan dengan ketinggian sedang dan memasuki kawasan hutan lumut. Pada kawasan hutan lumut ini lah kita bisa memacu adrenalin kita, karena Jalan setapak menuju puncak mulai diiringi kanan-kirinya jurang. Jika tidak hati-hati keselamatan kita tidak akan terjamin. Setelah melewati beberapa puncak, yang merupakan bagian dari puncak-puncak Gunung Raja Basa, kita akan menemukan salah satu puncak tertinggi di Gunung Raja Basa yang ditandai oleh tulisan yang tertempel disalah satu pohon yang tumbuh di puncak Raja Basa. Sampai lah kita dipuncak tertinggi Raja Basa. Bagi teman-teman yang belum pernah mendaki Gunung Raja Basa, saya ucapkan silahkan mencoba..!

Kamis, 21 Oktober 2010

Menengok Agrowisata Balai Benih Induk (BBI) Pekalongan Lampung Timur

Daerah pegunungan di Lampung merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang merupakan kawasan yang cocok untuk berwisata bagi para Petualang ataupun para Pendaki gunung. Namun kali ini, saya akan membahas sedikit tentang kawasan agrowisata yang terdapat di Provinsi Lampung. Kawasan agrowisata tersebut bernama Balai Benih Induk (BBI) Pekalongan Lampung Timur. Sebagai kawasan yang berpotensi dalam pembangunan budi daya tanaman buah-buahan seperti rambutan, durian, jeruk, kelengkeng, dan mangga di Provinsi Lampung, BBI Pekalongan belum begitu populer ditelinga masyarakat Lampung. Di satu lokasi seluas sekitar 64 hektare di daerah Pekalongan, berdiri lah tempat  agrowisata yang bernama Kebun BBI Pekalongan yang berisikan macam-macam buah-buahan hasil dari penelitian.Para peneliti bidang hortikultura melakukan berbagai uji coba pembibitan berbagai macam buah disana, dan hasilnya cukup membanggakan, benih unggul yang dihasilkan dari penelitian sistem kultur jaringan itu sudah berbuah dalam waktu yang cepat. Buahnya juga sangat manis, tebal, dan lebih menarik penampilannya. 
 
Kebun BBI Pekalongan selain dihuni oleh bermacam pohon dan buah-buahan, didalam kebun juga terdapat Danau sebagai tempat wisata memancing maupun rekreasi air, selain itu terdapat pula Kuda yang dapat disewa untuk ditunggangi mengelilingi daerah sekitar kebun wisata. Jika tiba musimnya, pengunjung wisata kebun Pekalongan dapat mencicipi buah-buahan yang terdapat disana. Namun, potensi Balai Benih Induk (BBI) Pekalongan yang cukup baik untuk dapat dikembangkan, selama ini malah belum begitu dimanfaatkan dengan maksimal dan kurang dipromosikan, karena terlihat dari jumlah pengunjung yang tidak begitu banyak. Bagi yang berminat berwisata ke kebun Balai Benih Induk (BBI) Pekalongan, kawasan Agrowisata ini tak begitu jauh ditempuh dari pusat kota Bandar Lampung, dalam waktu kurang lebih satu jam perjalanan, dari Bandar Lampung menuju ke arah Kota Metro dan dilanjutkan skitar 15 menit perjalan menuju Pasar Pekalongan Lampung Timur.

Sabtu, 17 April 2010

Kaos Helau Siap Menjadi Kebanggaan Anak Muda Lampung

Satu lagi merek kaos khas Provinsi Lampung muncul ke permukaan. Kaos atau T-Shirt khas Lampung ini bernama "Kaos Helau". Merek Kaos Helau yang didalam bahasa Indonesia berarti Kaos Bagus ini sengaja dibuat untuk dapat menyaingi merek-merek terkenal yang ada di daerah lain di Indonesia seperti Joger, Dagadu, C59, Gajeboh, dan lainnya. Selama ini memang belum ada merek kaos yang berasal dari daerah Lampung yang dapat menyaingi merek-merek kaos yang berasal dari daerah lainnya di pangsa pasar nasional. Dengan jargon "Kawai ni Ulun Lampung, Kaos Tembeli Lain Temaling", Kaos Helau diharapkan mampu bersaing dengan merek-merek kaos lain yang telah terlebih dahulu eksis di pasaran nasional. Untuk merebut hati konsumen kaos di daerah Lampung, Kaos Helau telah membuat sedikitnya 14 desain kaos yang bercirikan daerah Lampung. Untuk kedepannya, Kaos Helau berencana menambah koleksi desainnya yang beda dari lainnya namun tetap mengutamakan ciri khas daerah Lampung.





Untuk melihat desain lainnya, klik disini. Sedangkan untuk pemesanan bisa menghubungi Lidya Dwi Jayanti (081272004422) via telepon maupun sms.

Selasa, 23 Maret 2010

Islamic Center Sukadana Lampung Timur Termegah di Pulau Sumatra

Pemerintah Lampung Timur patut berbangga atas prestasinya membangun Islamic Center termegah di Pulau Sumatra. Kompleks pusat pembinaan Islam (Islamic Centre) yang terletak di Kecamatan Sukadana atau kurang lebih 80 KM dari Kota Bandar Lampung ini memiliki beberapa bagian yaitu masjid, asrama haji, dan berbagai sarana pendukungnya. Islamic Centre kebanggaan masyarakat Kabupaten Lampung Timur itu dibangun dengan kondisi bentuk dan fasilitas yang cukup mewah, bahkan dilaporkan menjadi yang paling megah di seluruh Pulau Sumatera, dibangun melalui dana APBD selama beberapa tahun anggaran sebesar Rp38,5 miliar pada areal sekitar 35 hektare.

Kini Islamic Center Sukadana ini kurang lebih hanyalah gedung biasa yang jarang dipakai dan kurang perawatan. Beberapa bagian gedung yang belum selesai pengerjaannya juga menjadi pemandangan yang kurang sedap dilihat. Jalan-jalan disekitar komplek pun mulai rusak karena kurangnya perawatan. Komplek pusat pengembangan Islam ini akan ramai jika sore menjelang, pemuda-pemudi wilayah sekitar Sukadana memanfaatkan tempat ini sebagai tempat "nongkrong" di sore hari. Seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah setempat untuk dapat segera menyelesaikan pembangunan beberapa gedung yang belum rampung dibangun, karena dana APBD yang telah dipakai tidaklah sedikit jumlahnya. Sehingga masyarakat Lampung Timur dapat memaksimalkan penggunaan dari Komplek pengembangan Islam ini.

Senin, 22 Maret 2010

Antara Gajah dan Masyarakat Desa Tegal Yoso Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur

Mendengar nama Desa Tegal Yoso tentunya akan terasa asing ditelinga kita. Desa Tegal Yoso adalah desa yang terletak di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Penduduk desa ini adalah transmigran yang berasal dari daerah Solo, Kebumen, Pasundan, dan Jawa Timur. Sebagian besar penduduk disini bermata pencaharian sebagai petani. Area persawahan dan perkebunan mendominasi sebagian besar kawasan di desa ini.

Sebagai desa yang letaknya berbatasan langsung dengan TNWK dan hanya di batasi oleh sungai kecil, tentunya resiko yang sangat besar menanti penduduk sekitar adalah serangan gajah. Ya memang benar, selama ini yang menjadi ketakutan paling besar warga Dusun V (Lima) Desa Tegal Yoso adalah serangan kawanan gajah liar dari TNWK yang menyerang lahan pertanian maupun perkebunannya. Jika musim panen tiba, siang dan malam penduduk sekitar berjaga-jaga diareal sawah maupun kebunnya menanti serangan kawanan gajah yang tak tentu datangnya. Sebagai contoh baru-baru ini pada jumat (19/03) malam, penyerangan oleh gajah pun terjadi.

Kerusakan hutan di kawasan TNWK merupakan salah satu faktor kunci yang menyebabkan terjadinya penyerangan gajah liar ke desa-desa sekitar kawasan. Penyebabnya adalah pembalakan liar dan besar-besaran oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Ini dibuktikan dengan banyaknya ditemukan sisa-sisa penebangan pohon oleh alat mesin, selain itu juga terdapat jalan yang cukup besar yang terdapat di dalam kawasan TNWK. Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah setempat. Aspirasi yang selama ini dilontarkan oleh penduduk yang tinggal disekitar kawasan hutan TNWK belum sepenunya dapat direlisasikan oleh pemerintah setempat. 

Sebenarnya pemerintah setempat telah berupaya membatasi ruang gerak gajah dengan membangun tiang-tiang yang di sambungkan dengan kawat listrik. Namun hal itu tidak berjalan dengan baik, karena tiang-tiang penghalang itu dirusak oleh kawanan gajah. Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah setempat yaitu membangun kanal-kanal penghalang gajah. Namun pembangunan kanal-kanal ini hanya beroperasi disebagian desa yang terletak di Kecamatan Way Jepara, itupun pembangunannya dimulai pada bulan Mei ini.

Minggu, 21 Februari 2010

"Kawoz Demon" Kaos Oblong Khas Lampung

Mayarakat Lampung kini tak perlu lagi bingung untuk mencari T-Shirt khas provinsi Lampung. Rabu (17/2) Kawoz Demon (KD), T-shirt khas Lampung diluncurkan di gedung PKK Bandar Lampung. Peluncuran Kawoz Demon yang diresmikan oleh Wali Kota Bandar Lampung ini diharapkan mampu menyaingi merek-merek kaus oblong terkenal lainnya seperti C59 di Bandung, Dagadu di Jogjakarta, serta Joger di Bali. Di daerah lain, juga ada kaus oblong yang identik dengan daerah itu, meski tak setenar tiga merek di atas. Seperti Cak Cuk Suroboyo dari Surabaya, Nyenyes dari Palembang, serta Begenjoh dari Tenggarong, Kutai Kartanegara. 

Menurut Dana E Rachmat, sang pencipta, Kawoz Demon berasal dari bahasa Lampung yang berarti Kaus Cinta. Ia mengaku, ide membuat kaus oblong khas Lampung tersebut sudah ada sejak lama. Saat itu dirinya masih berstatus mahasiswa Universitas Lampung (Unila) pada 1984. Awalnya, Dana berniat memasukkan ornamen-ornamen khas Lampung, seperti corak kain tapis pada kaus oblong ciptaannya tersebut. Kawoz Demon Lampung mempunyai empat desain awal dan sebuah desain khusus. Empat desain awal tersebut, yakni Nuwo Ghacak, Sudut Kota, Mr. Liman, dan Menara Siger. Namun, ia mengaku masih belum pasti apakah akan benar-benar menerapkannya. Pasalnya, masih banyak konsep yang melayang-layang di kepalanya. Untuk saat ini, gambar di kaus oblong KD memilih tema sudut-sudut kota di Lampung. Ada enam desain gambar di kaus oblong KD yang diciptakan dalam acara peluncuran tersebut, serta ada seribu kaus KD yang dibagikan. Dana optimistis KD akan bisa semakin eksis dan populer di Indonesia, seperti halnya Dagadu dan Joger yang telah jauh lebih dulu muncul.

sumber : Harian Tribun Lampung 

Kamis, 21 Januari 2010

Wira Garden " The Virgin of Batu Putu "



Wira Garden atau Taman Wira Garden adalah salah satu tempat rekreasi baru yang ada di Bandar Lampung. Tempat rekreasi alam ini terletak di Batu Putu, Sukadanaham. Sebagai tempat wisata alam yang baru, Taman Wira Garden belum begitu dikenal oleh masyarakat Bandar Lampung.

Menjadi salah satu dari sekian banyak nya tempat wisata alam yang ada disini, Wira Garden masih kalah pamor oleh Kampung Wisata Tabek Indah, Taman Wisata Lembah Hijau, maupun Zona 235 yang lebih dahulu didirikan. Meskipun demikian, tempat ini masih punya kelebihan dibanding yang lain, karena tempat ini ditata sebegitu murninya dan tentunya karena tempat ini masih sepi pengunjung sehingga masih dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi alam.

Di taman yang memakai slogan "The Virgin of Batu Putu" ini terdapat beberapa cottage dan aula sebagai tempat menginap dan rapat. Terdapat pula area yang luas disediakan untuk tempat berkemah, selain itu masih ada sungai asli dan bukan buatan yang letaknya tak begitu jauh dari area perkemahan. Mungkin sudah saatnya kita melirik Taman Wira Garden sebagai tempat rekreasi keluarga yang baru di kota Bandar Lampung ini.

Total Tayangan Halaman