Seperti biasa pagi ini aktivitas dimulai dengan membuka mata lalu tergesa-gesa berlari kearah kamar mandi,kemudian setelah selesai ku gunakan seragam putih abu-abu,lalu berkata,”oke aku siap berangkat sekolah”. Kebisingan dan deru mesin menjadi suatu hal yang biasa saat aku memulai pagi. Udara yang sudah terpolusi menjadi bagian dalam kegiatan ku menghirup oksigen untuk melangsungkan kehidupan. Aku sampai didepan sekolah ku, sekolah dimana aku belajar dan diharapkan menjadi generasi yang berguna bagi bangsaku dan kehidupan umat manusia. Aku berjalan menyusuri lorong kemudian mengarah ke sebuah kelas yang letaknya tepat disebelah kanan tangga. Saat itu kelas masih terasa sepi”ternyata masih terlalu pagi”, keluhku sambil menaruh tas, tiba-tiba..
“heh, tumben pagi amat lu datengnya?
Aku kaget setengah mati mendengar suara yang entah dari mana datangnya, ku lihat disekelilingku hanya ada bangku-bangku kosong
“gak usah takut aku pohon yang dulu kau tanam didepan kelas mu”
Aku beranikan diriku menoleh kearah suara tadi kemudian berjalan keluar kelas menuju kebawah pohon yang menyapa ku tadi,
”kenapa kau menyapaku?”
Pohon :”karena hanya tinggal sedikit orang-orang sepertimu yang mencintai alam,kebanyakan anak-anak jaman sekarang hanya peduli dengan dunia maya serta animasi yang ada didalamnya tanpa pernah menyadari arti kehidupan yang sebenarnya, hehehe….sebagian dari mereka juga ketakutan dengan masa depan yang mereka pikir hanya ditentukan oleh hasil ujian nasional lalu melupakan kewajiban mereka menjaga dan mencintai alam”.
Aku : “tidak seperti itu, kami para manusia harus mengejar impian dan cita-cita kami untuk bisa memenuhi semua kebutuhan kami, ya….walaupun memang sebagian dari kami mungkin melupakan bahwa menjaga dan melestarikan alam adalah mutlak harus dilakukan demi kelangsungan kehidupan”.
Pohon : “aku tau itu,tetapi bukankah semua kebutuhan manusia telah disediakan oleh alam,tapi mengapa manusia justru menghancurkan dan mencemarinya, aku sebagai pohon sedih ketika melihat teman-temanku ditebangi lalu diubah menjadi kayu bakar,kertas,ataupun furniture yang menghiasi rumah kalian padahal kami dengan tulus memproduksi oksigen demi kehidupan kalian, coba kalian bayangkan jika kami para pohon mengadakan aksi mogok masal untuk memproduksi oksigen”.
Aku : ”em….jangan ngambek gitu dong pak pohon, aku sadar itu kelemahan kami sebagai manusia, banyak diantara kami telah terhipnotis oleh gaya hidup yang modern kemudian hanya melihat sisi positifnya tanpa melihat dampak negative dari ekspolitasi alam yang berlebihan berkedok industry, bahkan manusia sekarang sudah mulai acuh dengan sesamanya, ilmu pengetahuan yang kami pelajari seakan mendesign kami menjadi manusia serakah yang menghalalkan segala cara untuk saling menguasai dalam kehidupan berkompetisi sebagai individu”.
Pohon : “hohoho…harusnya kalian manusia jangan hanya bisa membaca, harusnya kalian juga bisa melihat dan merasa, sebagai pohon aku rela berbagi kehidupan dengan yang lain, ku biarkan burung-burung hinggap didahanku, kubiarkan para serangga memakan pucuk daunku, kubiarkan cacing-cacing hidup diantara akar-akarku, kubiarkan benalu hidup dibatangku, kubiarkan kalian memakan buahku karena aku sadar bahwa keberanekaragaman kehidupan tanpa saling menghancurkan adalah keindahan, aku bukan mengancam aku hanya memperingatkan, ketika orang-orang yang mencintai alam dipaksa hilang maka bumi akan mulai kehilangan keseimbangannya kemudian kehidupan mungkin perlahan akan hilang”.
Aku : “opppppsshhhhh….ternyata sebagai seorang manusia aku tidak lebih bijak dari sebatang pohon, aku paham sekarang bahwa hidup tidak sebatas pada kehidupanku saja tetapi terkait dengan semua kehidupan yang ada disekitarku, aku akan memberitahu teman-temanku yang lain tentang peringatan yang kau sampaikan, semoga manusia yang menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan alam tidak punah dihancurkan arus komersialisasi yang menggunakan topeng pendidikan, biar dibilang gak genah serta urakan kayak orang utan hahaha…. aku gak peduli, karena peranku sebagai pecinta alam dibutuhkan oleh negeri ini demi kelangsungan kehidupan umat manusia”.
Pohon : “ mantep cui….gua suka gaya lu klo bahasa gaulnya BE YOUR SELF euy… jangan pernah takut menjadi sesuatu yang kamu kehendaki, karena alam akan menyediakan apapun yang kamu butuhkan dan menjawab apapun yang kamu inginkan.
Aku : “ okeh… aku harus kembali kekelas by the way thanks ya dah mengajari ku banyak hal bye…. pohon”
Kemudian pohon pun melanjutkan kegiatan rutin nya berfotosintesis, sementara aku dihukum dijemur ditengah lapangan karena lebih memilih menghabiskan waktu liburan diatas ketinggian gunung dan lebatnya hutan untuk bisa menyatu dengan alam, ketimbang meyelesaikan tugas rumah ku yang hanya sebatas teori tanpa penerapan saat weekend kemarin, hahaha….tapi tak apa, akan kubuktikan bahwa sosok ini akan berguna bagi nusa dan bangsa. Kak soe hok gie pernah berkata,”kami tidak percaya pada sloga-slogan yang bersifat hipokrisi, rasa cinta tanah air akan tumbuh jika melihat objek alam Indonesia secara langsung, untuk itu kami naik gunung”.
Salam lestari…..!!!